Kisah Cinta Pilu, TKW Negri Beton Yang Di Hianati Pacarnya

Kisah Cinta Pilu, TKW Negri Beton Yang Di Hianati Pacarnya

SUARA TKI : Cerita perjalanan kisah cinta yang memilukan yang dialami oleh seorang TKW Negri beton yang di hianati oleh kekasihnya

Masih di sini. Dengan perasaan yang mirip dan dengan orang yang sama. Menelentangkan tangan melewatkan angin taman Victoria Park memainkan rambutku. Hiruk pikuk suara tak kemudian membuatku ceria. Justru saya terperangkap mati rasa didalam keramaian yang selalu saja ku rasa sepi.

Bekerja di Negri Beton Hongkong membawa dampak kisah cintaku dengan Cahya mesti terpisah selagi demi cita-cita. Cahya, seorang pemuda dari tetangga desaku yang memacariku lebih dari 5 tahun termasuk semenjak saya tetap duduk di bangku SMA. Suka duka ku lalui dengannya sampai saya mesti bekerja untuk menolong perekonomian keluarga. Begitupula dengannya, diapun merantau ke Malaysia. Meski begitu kita selalu prinsip untuk terus menjalin cinta. Tidak ringan sebetulnya namun saya terus bersabar tatkala mesti perang mulut dengannya melalui telfon cuma sebab urusan kecil. 2 tahun berlalu udah tiba masanya saya diberikan ijin cuti oleh majikanku.

Perasaan tak menentu selagi kaki ini mengayun menyusuri lorong-lorong untuk menuju area tunggu di Bandara Juanda Surabaya. Langkah ini terus ku percepat, saya percaya wanita di depan sana dengan kebaya coklat dan jilbab hitam itu emak.tak salah sosok itu setengah mengangkat kain roknya sembari berlari menghampiri dan memelukku. Tangisku pecah papa mengelus kepala ku. Laki-laki yang ku kagumi ini nampak semakin tua dengan uba di kepalanya yang nyaris seluruhnya. Dan kebahagiaanku terus betambah manakala ku memahami kekasihku ada dintara bagian keluarga yang menjemputku. Tanpa segan ku menjatuhkan diri didalam peluknya. Melepas rindu sebentar.


2 hari melewatkan rindu dengan keluarga Cahya menjemputku untuk mengajakku jalan-jalan. Rindu yang bergejolak membuncah pasrah memainkan ombak perasaan yang kian menggelora menggetarkan situasi hati. Seperti di jaman selanjutnya tempat dimana kita biasa pergi dengan disanalah kita melewatkan rindu. Saat cinta berjumpa cinta kemauan bergejolak jiwa menggelora ragapun berbahasa. Memadu cinta berdua. Meski kita belum menikah namun sepanjang berpacaran itu kita udah kerap lakukan jalinan suami istri. Aku pasrahkan semua perhiasan dan mahkotaku untuknya. Tiada curiga sebab dia berjanji akan menikahiku. Akupun udah dikenalkan dengan keluarganya. Begitu termasuk sebaliknya.

3 minggu berlalu. Aku mesti lagi bersiap untuk lagi ke negri beton berjuang sekali lagi merampungkan kontrak dan akan pulang untuk menikah dengan Cahya. Pamanku merekomendasikan kita bertunangan namun kita menolak dengan alasan kita udah mantap dan akan saling menjaga.

14 Februari 2016 saya lagi menginjakkan kaki di negri beton. Hari yang mirip dimana Cahya sampai di Malaysia. Hari demi hari ku lalui dengan dengan rutinitasku. Hari begitu cepat berlalu. Tepat 1 bulan saya terima gaji ku malam hari saya coba menelfon Cahya. Beberapa hari tidak ada chat atau telfon darinya membuatku rindu berat. Bukan perihal baru, Cahya sebetulnya begitu tidak tiap-tiap hari menghubungiku. Jam 23.00 saya menghubunginya dan betapa kagetnya saya selagi yang mengangkat telfon seorang wanita yang suaranya setengah mengantuk. Masih berprasangka baik saya bertanya keberadaan Cahya, dan sontak saja suara wanita itu membangunkan dia dengan panggilan sayang membuatku nyaris melempar handphone ku. Mencoba bersabar dia memulai percakapan dan saya memahami ternyata saya tak lebih dari ban serep untuknya selagi cuti ke Indonesia sebagian selagi lalu. Beberapa selagi ku selidiki melalui account facebook yang ternyata wanita berikut adalah janda asli negri jiran yang bekerja sebagai juru matang di tempat Cahya bekerja.Sirna udah harapanku. Kandas udah kisah cintaku. Kesucianku udah saya berikan untuknya dan orangtuaku termasuk udah menyimpan ingin padanya, tetangga udah tau semua dan apa ini semua sangat saya membawa dampak malu keluargaku.

Terukir cinta diatas hamparan pasir putih pantai perlahan ombak menggulung mengikis ukiran cintaku. Selayaknya kisah ini ku indahkan dengan sejuta cinta dan penantian namun kenyataan begitu kejam mengikis mimpi manisku. Kejam? Ataukah kenyataan ini tetap berbaik hati mempengaruhi nasib seorang pendosa sepertiku.

Dari pengalaman Bunga desa diatas dapat di petik pelajaran bahwa jangan pernah kita menyerahkan barang yang paling berharga kepada kekasih kita, walaupun kita sangat mencintainya. Tunggu samapi kita menikah dulu. Calon suami yang baik adalah yang bisa menjaga kehormatan strinya. Sumber: De-yuan.com

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Kisah Cinta Pilu, TKW Negri Beton Yang Di Hianati Pacarnya"

Posting Komentar