Nah! Ekskavator hingga Paranormal Dikerahkan Cari Korban Longsor Ponorogo

PONOROGO – Memasuki hari keenam pencarian korban longsor di Dusun Tangkil, Desa Banaran, Kecamatan Banaran, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, terus dilakukan. Hingga kini, baru tiga korban yang ditemukan dari jumlah 28 orang, Kamis (6/4/2017).

Berbagai upaya dilakukan Tim SAR yang terdiri atas Basarnas, BPBD, TNI, Polri, Tagana, dan relawan. Mulai dari menerjunkan ekskavator tercanggih milik Basarnas Jawa Timur (ekskavator spider-red), tim K-9 dari Mabes Polri, ratusan personel TNI dan Polri, serta relawan diterjunkan dalam pencarian.

Namun, tak hanya itu, sebagai bangsa yang memiliki begitu banyak kearifan lokal, cara-cara yang tak biasa pun dilakukan. Tim gabungan juga meminta bantuan paranormal atau sesepuh yang ada di desa tersebut. Hal itu dilakukan guna mengetahui keberadaan para korban.

"Kami juga meminta tolong kepada paranormal serta sesepuh yang ada di desa ini. Ini bukan persoalan percaya atau tidak percaya, namun itu bentuk kearifan lokal yang ada di sini. Bagi kami, semua potensi harus dimaksimalkan," ungkap Kepala Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB, Tri Budiarto, Kamis (6/4/2017).

Menurutnya, hal itu biasa dilakukan. Terlebih lagi, kondisi di lokasi longsor juga masih belum bersahabat. Hujan dengan intensitas tinggi nyaris setiap hari mengguyur wilayah tersebut sehingga pencarian tidak bisa maksimal, kendati berbagai alat berat sudah diterjunkan.

"Selain itu, material longsor juga sudah sangat tebal, mencapai 18 meter di sektor A. Kemudian di sektor B, mencapai 7-8 meter. Hujan juga turun setiap hari sehingga pencarian harus dihentikan karena cuaca buruk," terangnya.

Tri Budiarto menuturkan, paranormal yang digunakan juga bukan asal-asalan. Ia mengatakan, paranormal itu merupakan warga asli Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo. Paranormal tersebut juga mengetahui kondisi geografis lokasi longsor.

"Kita tetap memerlukan bantuan paranormal. Biar bisa cepat juga. Karena tidak semua bisa tersisir dengan alat berat. Yang kita pakai juga berasal dari desa ini, jadi tidak asal-asalan. Tiap malam kita juga berdoa bersama agar para korban bisa segera ditemukan," tandasnya.

Subscribe to receive free email updates: