Zohri, Hoax dan Euforia Media
Zohri, pemuda asal Lombok, NTB (Nusa Tenggara Barat) ini mendadak tenar dan menjadi tranding topik media dan jagat maya, tidak hanya media lokal, bahkan dunia internasional. Hampir semua orang latah, termasuk para politisi hingga pejabat negara berlomba-lomba nebeng popularitasnya.
Berbagai informasi Hoax dan Gorengan Politik serta euforia media turut mengiringi pemberitaan seputar Zohri. Mulai dari biaya keberangkatan, sepatu yang dikenakan hingga bendera.
Sebagai pegiat media dan inisiator Gerakan Anti Hoax (GERAX), saya merasa terpanggil untuk meluruskan pemelintiran berita dan mengantisipasi agar opini tidak berkembang liar, yang akhirnya justru merugikan Zohri sendiri dan publik tanah air.
Biaya Sendiri
Ini adalah informasi ngawur dan 100% hoax. Mohammad Zohri mengkuti turnamen ini secara resmi sebagai perwakilan Indonesia, bahkan Asia, diberangkatkan oleh PB PASI (Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia) dengan disertai beberapa official.
Biaya ditanggung oleh negara (APBN) melalui anggaran KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia), atau dari sponsor dan donatur, bukan dari kantong pribadi Zohri.
Jika kemudian beredar kabar, Zohri dibiayai oleh Bob Hasan, itu wajar karena dia adalah Ketua PB PASI. Bob Hasan yang pernah menjadi Menteri Pertambangan pada masa orde baru megeluarkan dana akomodasi Zohri dalam kapasitas sebagai Ketua PB PASI, bukan atas nama pribadi.
Berangkat Sendiri
Ini juga hoax paling aneh dan dungu. Kejuaraan Dunia Ateltik adalah turnamen resmi dan agenda rutin IAAF (International Association of Athletics Federations), badan olahraga dunia yang menaungi atletik seperti FIFA menaungi sepakbola.
Tidak sembarang orang bisa mengikuti tunamen tersebu, kaya nonton konser musik saja. Zohri tampil di kejuaran junior dunia di Finlandia ini sebagai wakil dari Asia usai meraih juara pada kejuaraan Asia U20, Juni lalu dengan catatan waktu terbaik 10.27 detik yang dipertajam di Jakarta menjadi 10.25.
Zohri sudah dua kali mengikuti ajang internasional. Yakni di Singapura dan Kenya. Namun saat di Singapura tidak turun karena cedera. Setiap berangkat pasti ditemani official dan membawa nama PB PASI. Tidak mungkin nyelonong sendiri trus ndaftar ikut lomba broo...
Sepatu Zohri
Ada juga beredar hoax dengan gambar fokus pada sepatu yang dikenakan Zohri. Disebutkan beli sendiri seharga Rp 75 ribu, dikenakan tanpa kaos kaki, seolah-olah begitu memprihatinkan.
Silakan Anda semua cermati kedua pelari asal Amerika yang berfoto bersama Zohri, mereka mengenakan sepatu yang sama, berwarna biru dengan logo khas Nike. Apa mungkin beli sendiri di Tanah Abang dengan harga dibawah seratus ribu ?!
Zohri tidak mengenakan kaos kaki (atau tidak nampak kaos kakinya), ini juga sama dengan ke 7 pelari yang lain. Mungkin memang tradisi dan petimbangan teknisnya begitu untuk cabang lari, tidak seperti sepak bola, dimana pemainnya memakai kaos kaki sampai lutut.
Bendera
Ini hoax paling sadis yang digoreng dadakan persis tahu bulat dijual lima ratusan. Pertama kita harus tahu bahwa merayakan kemenangan sambil lari-lari bawa bendera, hukumnya tidak wajib dan bukan ritual resmi turnamen. Acara resminya adalah pengibaran bendera dan pemutaran lagu kebangsaaan sang juara pada saat pengalungan medali atau penyerahan piala.
Untuk bendera yang dibawa muter-muter biasanya inisiatif official, penonton pendukung atau wartawan yang meliput disana. Dalam kasus Zohri kemarin, tempat duduk official terlalu jauh dan terhalag barikade sehingga terlambat memberikan bendera Merah Putih.
Sementara tidak ada supporter dan wartawan Indonesia disana yang datang dan bawa bendera. Jadi ini bukan salahnya Imam Nahrowi, Menpora, apalagi Jokowi, Presiden Republik Indonesia. Juga tidak ada kaitannya dengan Pilpres atau Pilkada.
Atletik bukan olahraga yang populer dan banyak digemari di Indonesia, wajar jika selama ini kiprah mereka jarang diliput dan diekspose media, tapi bukan berarti pemerintah tidak memperhatikan. Buktinya ada atlit yang berprestasi, itu artinya ada program dan perencanaan dari PB PASI dan KONI sebagai kepanjangan tangan pemerintah
Masa Menpora dan Presiden harus menemani setiap atlit yang bertanding dalam kejuaraan internasional, yang bener aja brooo ? Trus ntar yang meresmikan proyek infrastruktur dan menggunting pita siapa dong ?
Kalau nanti beredar foto Zohri bersama Pak Imam Nahrowi, itu wajar, karena memang atletik urusannya Menteri Olahraga. Bahkan jika ada foto bersama Bu Puan Maharani, juga boleh saja, karena Kemenpora kan dibawah kordinasi Kementrian Koordinator PMK. Pokowi, itu juga sah-sah saja, Muhammad Zohri kan warga negara Indonesia.
Sebagai informasi tambahan buat para Netizens yang tidak malas membaca, ini saya sajikan sedikit perjalanan prestasi Lalu Muhammad Zohri.
Nama lengkapnya Lalu Muhammad Zohri, media mempopulerkannya dengan nama Lalu, tapi saya lebih suka memanggilnya Muhammad Zohri, atau Zohri saja. Turun di nomor elit 100 meter putra, Muhammad Zohri sukses menjadi yang tercepat di kejuaraan dunia junior atletik yang berlangsung di Tampere, Finlandia, Rabu (11/7) malam waktu setempat.
Pelari yang memiliki julukan Bocah Ajaib dari Lombok ini berada di jalur ke-8 dan bisa menjadi yang tercepat dengan catatan waktu 10.18 detik. Zohri mengalahkan dua pelari U20 terbaik Amerika Serikat Anthony Scwartz dan Eric Harrison yang menduduki peringkat kedua dan ketiga dengan waktu 10.22.
Selain meraih medali emas, Zohri sekaligus juga memecahkan rekor nasional Yunior atas nama dirinya dari 10.25 menjadi 10.18 detik. Bahkan rekor Zohri mendekati rekornas Senior yang masih dipegang oleh Suryo Agung Wibowo dengan waktu 10.17 detik.
Sebelumnya Zohri mampu menyumbangkan medali perak di test event Asian Games 2018 pada bulan Februari lalu di nomor 100 meter putra. Atlit asal Nusa Tenggara Barat ini memang menjadi sensasi sejak mengikuti Kejuaraan Nasional (Kejurnas) U-18 dan U-20 yang berlangsung di Stadion Atletik Rawamangun, Jakarta beberapa waktu lalu.
Dengan prestasinya tersebut kemudian ia sempat dipilih oleh Pengurus Besar (PB) Persatuan Atletik Seluruh Indonsia (PASI) untuk memperkuat Tim Nasional (Timnas) mengikuti Kejuaraan Dunia, Remaja di Neima, Kenya Juli lalu.
Di ajang itu, ia berhasil membuktikan diri mampu bersaing dengan atlet luar negeri. Bagimana tidak catatan prestasi yang telah ditoreh di nomor 200 meter dengan catatan waktu 21.96 detik sekaligus mempersembakan medali emas untuk NTB. Khusus di Finlandia, ia menjadi atlit Indonesia pertama yang sukes meraih medali di ajang kejuaraan dunia junior dalam 32 tahun terakhir.
So, jadilah Netizens cerdas dan bijak. Jangan asal share jangan asal goreng, mentang-mentang bulat main goreng aja, ternyata batu coral, bukan tahu hehe...
0 Response to "Zohri, Hoax dan Euforia Media"
Posting Komentar